Assalamualaikum rakan, kiban peuhaba? Semoga baik ya…. Nah yok kita baca sedikit mengenai Kolaborasi ilmiah dan digitalisasi dokumen.
Ilmu pengetahuan seharusnya tidak hanya berputar di dunia akademis, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Salah satu contoh nyata dari kolaborasi ini adalah perkembangan pesat di bidang digitalisasi dokumen. Meskipun teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan, ia juga menghadirkan tantangan baru terkait dengan keaslian dan keamanan dokumen yang semakin menjadi isu penting di tengah adopsi teknologi yang kian masif.
Digitalisasi dokumen, yang melibatkan transformasi dokumen fisik menjadi format digital, telah mengubah cara kita mengelola informasi dalam beberapa dekade terakhir. Didorong oleh kemajuan teknologi seperti cloud computing, blockchain, dan otomatisasi, digitalisasi menawarkan kemudahan dalam penyimpanan dan distribusi dokumen. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul pertanyaan besar: sejauh mana kita dapat memastikan keaslian dan keandalan dokumen digital? Hal ini bukan masalah sepele, mengingat dokumen digital rentan terhadap perubahan tanpa jejak yang jelas, seperti yang disampaikan oleh Danutė Kontrimavičienė dalam kajiannya pada tahun 2021 di Historical and Cultural Heritage: Preservation, Access, Use. Dalam karya tersebut, ia mengingatkan bahwa dokumen digital memerlukan teknologi yang lebih canggih untuk memastikan validitasnya, mengingat dokumen fisik memiliki keunggulan dalam hal integritas dan keaslian.
Namun, meskipun dunia digital terus berkembang, dokumen fisik tetap memiliki nilai penting yang tidak dapat diabaikan. Dalam konteks ini, perlu ada pemahaman yang lebih dalam mengenai kelebihan dan kelemahan masing-masing bentuk dokumen.
Salah satu kelebihan dokumen fisik adalah keterbacaan dan kenyamanan. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Scopus Q1, Heather Brown dan rekan-rekannya menyatakan bahwa membaca dokumen fisik lebih nyaman dan tidak menyebabkan kelelahan mata yang sering terjadi saat menggunakan perangkat digital. Selain itu, dokumen fisik mudah dibawa dan diakses tanpa memerlukan perangkat elektronik atau koneksi internet, seperti yang juga ditegaskan dalam karya ilmiah oleh Di Wang dan Chunying Zhao. Ini sangat relevan untuk situasi di mana konsentrasi tinggi dibutuhkan, seperti dalam pembelajaran atau pekerjaan yang memerlukan perhatian mendalam.
Namun, dokumen fisik juga memiliki nilai historis, budaya, dan legal yang tidak dapat digantikan oleh format digital. Beberapa dokumen fisik memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, sehingga penting untuk disimpan dalam bentuk aslinya. Penghancuran dokumen fisik setelah digitalisasi dapat menyebabkan hilangnya nilai tersebut. Sebagai contoh, dokumen-dokumen bersejarah seperti surat-surat perjanjian lama atau manuskrip kuno tidak hanya berfungsi sebagai bukti sejarah, tetapi juga sebagai simbol budaya yang harus dilestarikan. Seperti yang ditulis oleh Heather Brown dkk. dalam jurnal Scopus Q1 dan Di Wang dkk. dalam Scopus Q2, dokumen fisik memiliki kemampuan untuk mempertahankan nilai-nilai ini lebih baik dibandingkan dengan bentuk digital, yang dapat terancam oleh masalah format, ketergantungan pada perangkat tertentu, atau kehilangan akses di masa depan.
Dokumen fisik juga penting dalam hal kepatuhan hukum. Di beberapa negara, dokumen fisik harus tetap disimpan meskipun sudah didigitalkan, terutama untuk arsip permanen atau dokumen publik yang memiliki kekuatan hukum. Hal ini disebabkan oleh persyaratan legal yang mengatur penyimpanan dokumen asli sebagai bukti yang sah di pengadilan atau dalam proses administratif.
Selain itu, rasa kepemilikan yang diberikan oleh dokumen fisik juga tidak bisa diabaikan. Banyak orang merasa lebih memiliki dan terkoneksi dengan dokumen fisik dibandingkan dengan yang digital, yang sering dibatasi oleh fitur aplikasi digital seperti watermark atau iklan yang tidak selalu menciptakan rasa “kepemilikan” yang sama. Hal ini juga memperlihatkan bahwa dokumen fisik tidak tergantung pada teknologi. Dokumen fisik tidak terpengaruh oleh masalah teknis seperti kegagalan perangkat, format file yang usang, atau kebutuhan pembaruan aplikasi.
Meskipun digitalisasi memberikan banyak manfaat, kita tidak bisa mengabaikan peran penting dokumen fisik dalam aspek-aspek tertentu. Oleh karena itu, kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia industri perlu ditingkatkan, dengan tujuan menghasilkan solusi yang mengintegrasikan keunggulan kedua bentuk dokumen ini. Para peneliti harus terus mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengelolaan dokumen fisik dan digital yang saling melengkapi.
Sebagai masyarakat, kita juga harus siap menghadapi tantangan ini. Digitalisasi tidak hanya tentang mengubah format dokumen, tetapi juga tentang memastikan bahwa perubahan ini tidak mengorbankan nilai dan integritas informasi. Di sinilah peran kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan dunia industri sangat penting. Dengan sinergi yang baik, kita dapat mengembangkan sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan dapat diandalkan untuk melindungi informasi yang berharga bagi masa depan kita.
Dari bacaan diatas gimana? Pilih digitalisasi atau tetap pada fisik?