Diskusi Hangat 1 jam lebih bersama Ortu Maba

Diskusi Hangat 1 jam lebih bersama Ortu Maba

Pengalaman Pribadi Wawancara Mahasiswa Baru

Setiap tahun ajaran baru, ada satu momen yang selalu saya tunggu, yaitu wawancara mahasiswa baru. Banyak orang mungkin menganggapnya sekadar formalitas. Namun bagi saya, wawancara adalah titik awal untuk mengenal lebih dekat calon mahasiswa, latar belakang mereka, dan harapan besar dari keluarga yang mempercayakan pendidikan anaknya kepada kami.

Saya masih ingat dengan jelas suasana wawancara yang berlangsung beberapa hari lalu tepatnya 20 Agustus 2025. Seorang calon mahasiswa baru datang bersama orang tuanya. Ia mendaftar di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) melalui jalur mandiri, bukan jalur beasiswa. Dari awal pertemuan, saya bisa merasakan bahwa ini bukan sekadar seleksi masuk kampus. Ini adalah sebuah amanah besar.

Permohonan Orang Tua: Tolong Jaga Anak Kami

Ada satu hal yang sangat membekas dalam hati saya. Orang tua calon mahasiswa itu, dengan nada penuh ketulusan, menyampaikan permohonan:

“Tolong jaga anak saya dengan baik. Kalau capek, dia sering mimisan. Saya ingin dia tetap sehat, bisa kuliah dengan tenang, dan menyelesaikan pendidikannya di sini.”

Kalimat itu sederhana, namun berat maknanya. Saya terdiam sejenak. Di balik doa dan harapan, ada kekhawatiran seorang ibu atau ayah yang ingin anaknya tidak hanya berhasil dalam studi, tetapi juga tetap sehat dan bahagia selama menjalani kuliah.

Permintaan itu membuat saya semakin sadar bahwa pekerjaan sebagai pendidik bukan hanya soal mengajar. Ada tanggung jawab moral yang jauh lebih besar: menjaga amanah orang tua.

Mencari Input Mahasiswa yang Terbaik

Dalam setiap wawancara, saya memang dituntut untuk mencari input calon mahasiswa yang terbaik. “Terbaik” bukan hanya berarti pintar secara akademik, tetapi juga siap secara mental, punya semangat belajar, dan memiliki dukungan keluarga yang kuat.

Saya melihat, calon mahasiswa ini memiliki semangat itu. Meski ada tantangan kesehatan, ia tetap menunjukkan tekad yang besar untuk melanjutkan pendidikan. Orang tua pun mendukung penuh. Saya percaya kombinasi ini adalah modal utama yang lebih berharga daripada sekadar nilai di atas kertas.

Percakapan Panjang: Lebih dari 1 Jam Meyakinkan

Wawancara itu berlangsung lebih dari satu jam. Awalnya saya hanya ingin memastikan kesiapan akademik dan motivasi calon mahasiswa. Namun ternyata, percakapan berkembang menjadi diskusi yang hangat dengan orang tuanya.

Saya menjelaskan tentang lingkungan belajar di PGSD UBBG, dosen-dosen yang mendampingi mahasiswa dengan sepenuh hati, serta fasilitas kampus yang bisa mendukung proses pembelajaran. Saya juga menekankan bahwa kami bukan hanya mendidik mahasiswa secara akademik, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan karakter mereka.

Dalam proses itu, saya melihat raut lega di wajah orang tua. Mereka akhirnya yakin bahwa PGSD UBBG adalah tempat terbaik bagi anaknya. Momen ini bagi saya sangat berharga, karena kepercayaan orang tua adalah kunci utama keberhasilan pendidikan anak.

Jalur Mandiri: Keputusan yang Penuh Tekad

Ada hal lain yang membuat saya semakin kagum. Calon mahasiswa ini memilih jalur mandiri, bukan beasiswa. Di zaman sekarang, banyak orang mengincar beasiswa demi keringanan biaya kuliah. Tidak salah, karena beasiswa memang sangat membantu.

Namun, memilih jalur mandiri menunjukkan sesuatu yang berbeda:

  • Ada dukungan penuh dari keluarga untuk membiayai pendidikan anaknya.
  • Ada tekad kuat dari mahasiswa untuk menempuh jalannya sendiri, tanpa bergantung pada bantuan eksternal.

Bagi saya, ini adalah bentuk keberanian. Bahwa kuliah bukan hanya soal mencari keringanan biaya, tetapi tentang komitmen untuk menyelesaikan pendidikan dengan penuh tanggung jawab.

Refleksi dari Wawancara Mahasiswa Baru

Ketika saya pulang setelah wawancara itu, saya masih memikirkan kata-kata orang tua calon mahasiswa tersebut. Rasanya, permintaan sederhana itu justru menjadi pengingat penting bagi saya sebagai seorang pendidik.

Bahwa setiap mahasiswa yang datang ke kampus ini membawa cerita. Ada yang penuh semangat, ada yang memiliki keterbatasan, ada pula yang datang dengan dukungan luar biasa dari keluarga. Dan kami, para dosen, bukan hanya mengajar mata kuliah. Kami juga dititipi amanah untuk menjaga, membimbing, dan mengarahkan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Closing Statement saya pada wawancara tahun 2025

Betapa berharganya setiap momen wawancara mahasiswa baru. Dari luar mungkin tampak seperti prosedur biasa, tetapi di dalamnya ada cerita haru, doa orang tua, semangat mahasiswa, dan tanggung jawab besar yang harus kami jalankan.

Saya yakin, mahasiswa baru yang saya wawancarai kali ini akan menjadi salah satu yang terbaik di PGSD UBBG. Bukan karena nilainya, bukan karena jalur beasiswa, melainkan karena ia membawa semangat belajar yang tulus dan dukungan keluarga yang luar biasa.

Dan saya pun semakin yakin, bahwa PGSD UBBG benar-benar tempat terbaik untuk mewujudkan harapan orang tua, doa keluarga, dan masa depan mahasiswa baru.

Loading

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × one =